
Langkah kaki ku menaiki anak tangga satu persatu, berat tapi tidak sabar rasanya segera sampai di hall. Di sanalah anak-anak yang lain berlatih bersama senior dan junior. Saat ku tiba di depan hall, seketika pandangan ku melihat sekeliling hall dengan baik-baik melalui jendela. Mendengar suara cock sana sini sungguh tenang rasanya, adanya yang berteriak sambil melakukan jumping smashnya ada pula yang berlari keliling lapangan serta duduk-duduk santai menunggu giliran mereka bermain. Ini benar-benar membuat lengkungan lembut di bibirku. Bukan karena ku jago memainkan permainan ini, tapi tanpa disadari melihat dan bermain badminton seperti membangunkan ku untuk terus menjalani kehidupan. Saat memegang raket pun energi seolah langsung penuh dan siap untuk bermain terus. Memang tidak semua terlahir mahir untuk bermain badminton atau olahraga lainnya, paling tidak mereka mendapatkan kesempatan untuk bermain dan bersenang-senang.
Tidak lama kemudian mata ku melihat sosok seseorang yang memang membuat ku lebih bersemangat lagi berlatih badminton. Dia bermain dengan semangat di lapangan hijau bergaris-garis putih itu. Saat ia melakukan jumping smash seolah mata ini hanya melihat sosoknya, tidak ada yang lain. Kaos team yang ia kenakan menambah kekaguman ku padanya.
Sayangnya ku tidak masuk dalam team, karena ku fokus pada hal yang lain. Seandainya ku meneruskannya, mungkin akan banyak kisah lagi yang akan terjadi. Tadinya aku tidak mengetahui akan bertemu dengannya dalam kegiatan ini. Memang hidup ini penuh dengan kejutan.
Tapi sepertinya dia tidak menyadari kehadiran ku di sana. Tidak apa, karena terkadang mengagumi seseorang tidak selalu kedua belah pihak mengetahuinya, bukan? Cukup bagi ku melihat sosoknya sudah membuat ku tersenyum.
Dia orang pertama yang membuat ku terus melangkahkan kaki ku ke hall. Meski tidak setiap hari bertemu, namun terkadang pertemuan tak terduga selalu menghampiri kehidupan ku. Entah tiba-tiba ku bertemu dengannya di jalanan sekitar kampus, bahkan di dalam kampus sekaligus. Apa dia mengingat ku? Entahlah, tapi kami memang pernah berpapasan dan saling melambaikan tangan. Bagi ku itu semua sudah cukup.
Melihat sosok seseorang yang kita kagumi dari jauh dan melihat dia baik-baik saja sudah membuat hati ini senang dan tersenyum-senyum.
Memang benar perasaan itu sifatnya lemah dan mudah goyah. Tapi ku rasa, ketika kita bisa berdiri tegak dan berpikir yang menurut kita baik ada yang terbaik lagi untuk kita, semuanya akan lega pada waktunya.
Apa semuanya sia-sia? Tidak, karena dari sanalah pelajaran untuk menjadi kuat akan terbayar.
Sudah menjadi bonus bagi ku bila ku sudah melihat dan bertemu dengannya. Dan itu saja sudah menambahkan semangat ku.
Apa pun bentuk endingnya, bagi ku pertemuan singkat ini membuat ku tahu, bila tidak semua orang yang mempunyai perasaan yang sama akan selalu bersatu atau bersama, bahkan perasaan yang bertepuk sebelah tangan. Ada kalanya kita menemukan situasi... mengagumi tanpa dicintai. :)
-R.O-