Thursday, September 15, 2016

Hello And Good Bye



Kebahagiaan mu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata apabila kita melihat seekor anjing dengan raut muka yang happy saat sedang jalan-jalan. Yap, ada seekor anjing itu memang bisa jadi membawa obat kebahagiaan tersendiri, bahkan mampu mengobati kesedihan. Seolah hidup mu berat sekali, nak. Hahaha~ tapi emang benar adanya seekor anjing merupakan sahabat terbaik manusia. Mereka tidak peduli seberapa kaya atau tidaknya kita, seberapa cantik atau jeleknya kita, seberapa jahat atau nakalnya kita, seberapa lelah dan capeknya kita, mereka akan selalu mencoba menghampiri dan mengisi energi manusia menjadi lebih ceria. That’s why I love dog! Tapi tetep urutan pertama jatuh pada BADMINTON ヾ(`ヘ´)ノ゙. #terserahapakatamudahrosa :v


Tapi ikatan badminton and dog itu selalu ada hubungannya dikehidupan gua, kedua hal ini yang mampu membuat gua bahagia and enjoy my moment. Kalau salah satunya diambil dari kehidupan gua, wah... bahaya. Move on-nya luamaa! Wkwk! Ini serius terjadi saat “Hello and Good Bye”(sama seperti judul cerita kali ini) moment dengan anjing gua si Kenzo awal tahun ini. Udah cukup lama kejadiaanya. Sebetulnya mau nulis di blog dari setelah kejadian. Tapi kalau dipikir-pikir lagi menulis sesuatu ketika hati dan pikiran lagi kacau, marah, kesel, emosi dll-nya gua rasa gak bagus juga :) jadi gua memutuskan untuk bener-bener lepas dulu semuanya emosi negatif yang terbilang cukup lama gua alamin dan gua bisa menulis dengan energi yang jauh lebih positif.


Ada apa dengan Kenzo? Well, dia masih hidup btw ヽ(≧◡≦)八(o^ ^o)ノ . Sehat dan sudah berada di pemilik yang baru. Jangka waktu gua pelihara Kenzo itu dari13 Januari sampai 21 Februari. Singkat? (o_O) ! Yess, tapi ini yang terbaik. Jujur aja ampe sekarang gua belum rela melepaskannya. Memang gua cukup menghabiskan banyak waktu sama Kenzo, berasa soulmate tapi “Love and Hate Relationship”(baca blog gua sebelumnya dengan judul tersebut). Terakhir sebelum gua tahu dia akan dijual tidak ada feeling apa-apa sampai gua tahu pas hari H dia cao itu dan berakhir dengan air mata dimana-mana. Dan hebatnya gak cuman gua doang yang nangis. Kenzo itu termasuk husky yang ganteng menurut gua, keluarga juga demen lihat mukanya itu. Kelihatan gembul tapi aslinya kurus ∪・ω・∪, pas dimandiin gua pengen ketawa mulu lihat itu ukuran badan aslinya. Tapi dia tetap menggemaskan >.< dan bikin kangen. Beberapa hari sebelumnya, gua lupa hari apa tapi kemungkinan antara rabu dan kamis, gua ajak jalan-jalan keluar. Itu sudah malam dan adem aja hawanya. Gua inget dia lari dengan girang dan ekornya naik. Selama ini kalau gua ajak jalan-jalan buntutnya selalu aja turun kebawah. Bisa jadi sekarang dia lebih bahagia, karena gua sendiri pun merasa gagal membuat dia happy disini ( ◡‿◡ ♡). Ini yang bikin gua lebih sedih lagi, karena itu jalan-jalan terakhir kalinya.



H-1 sebelum dia cao, kondisi badannya agak beda dari biasanya. Sakit dan lemes. Memang beberapa minggu terakhir dia kurang napsu makan dan dog food yang gua kasih suka gak langsung dihabisin. Ini penyebab kutu-nya. Ini juga yang memicu semuanya sampai diputuskan untuk dijual biar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Jujur aja gua suka takut sendiri sekarang kalau mau pelihara anjing lagi. Bukan takut tidak mampu merawat, tapi takut itu anjing gak bahagia. Lagi-lagi gua merasa segala sesuatu yang tadinya bikin nyaman selalu pergi tanpa tengok-tengok kebelakang lagi. Yaa, buat apa tengok masa lalu juga sih, toh udah gak hidup di jaman itu #sokbijak (*¯︶¯*) aslinya susah gua lakukan. =)) gua inget pas mau pergi ke mall, padahal dia lagi sakit, ada rasa bersalah juga kenapa gua gak temenin dia pas masa-masa terakhirnya. Sebab gua juga gak tahu besoknya dia bakal pergi. Seolah itu udah firasat dari Kenzo sendiri makanya dia jadi sakit begitu. Aneh rasanya, tapi feeling gua berkata akan baik-baik aja dan bakal masih berjumpa dengannya dalam waktu yang sangat laammaaa... tapi faktanya berkata lain. Yaa, semoga memang ini yang terbaik ya. Meskipun sekarang masih suka rindu (*¯ ³¯*)♡. Gini nih, gua kalau emang udah nyaman atau suka akan sesuatu terus tiba-tiba hilang atau pergi move on-nya bakal makan waktu. Bukannya susah melepaskan, karena gua harus balik lagi dari nol dan itu bener-bener bikin gua bingung bagaimana harus memulai kembali seolah tidak ada apa-apa dikehidupan sebelumnya.


Kecewa? Ya, pasti. Sampai bikin hubungan dalam terbatas jurang yang tajam dan dalam sampai saat ini. Well, tidak separah beberap bulan yang lalu. Tapi ini yang bikin terbiasa akan hubungan yang tertutup dengan dinding yang tinggi, melebihi gedung-gedung dikota besar. Mau sampai kapan? Dunno, (/。\) dari pada muka dua mending apa adanya aja. Gua udah tahu rasanya dibicarakan dalam keluarga besar sendiri, dilihat seolah tidak bisa apa-apa, menyusahkan orang lain. Ya, memang makin melihat status dan materi. Gua lelah sama orang-orang yang pandai bermulut manis dan bermuka dua. Pengen rasanya gua copy and paste juga. Karena gua gak jago mengekspresikan perasaan dan pikiran sama orang-orang. Bahkan sama temen sendiri suka bingung gimana mengekspresikannya dengan baik dan menceritakan yang benar-benar terjadi. Hal-hal yang bikin gua down sering kali gua ngebayangin kehidupan masa lalu. Banyak kejadian yang hanya gua yang tahu dan sering kali hobi gua menutupinya seolah “I’m fine. Thank you.” Kebayang muka Kenzo lagi, ini anak jadi top list yang bakal gua kangenin sampai tua kayaknya (⁄ ⁄>⁄ ▽ ⁄<⁄ ⁄). Wkwkwkwk. 


Perasaan sekarang jauh lebih baik(untuk soal Kenzo) (´ω`) meskipun gua masih suka cek IG pemiliknya, jarang upload photo Kenzo. Emang gak seaktif gua sih, bisa jadi karena gua banyak waktu luang dibandingkan pemiliknya yang baru. Hahahahahahahaha~ gua yakin suatu saat nanti bakal ketemu dia lagi. Sebetulnya gua penasaran apa dia masih inget. Waktu dibawa kerumah masih umur 2 bulan, pergi umur 3 bulan. Diumur yang masih muda begitu apa seekor anjing punya memori yang kuat ye? .___. Entah, tapi yang selalu gua kangenin ialah mukanya! (*/。\) Love and Hate Relationshipnya. Hahaha! Selalu gak berhasil perlihara anjing sampai goal bikin gua takut sendiri, sadar kalau kerja sama tim dalam ini masih dalam bentuk kepedulian yang tidak harmonis. Dan memang dasarnya tidak harmonis. Rasa ego yang masih tinggi dan orangnya gak sadar karena tidak ada yang bisa nasehatin, kalau pun dinasehatin akan terjadi omongan yang berunsur “timbal balik” karena dulu begini sekarang jadi begini, seolah menyalahkan masa lalu. Padahal anak muda sekarang punya pendidikan yang jauh lebih tinggi dari pada orang tua jaman dulu, tapi pola pikirnya tidak bisa berakhir seperti seorang sarjana. Ya, memang tiap orang punya level kehidupan masing-masing. Tapi gua berharap gua mampu berpikir dan bertindak selayaknya seorang yang melanjutkan pendidikan sampai tuntas dan keluar sebagai orang yang berguna. Meskipun aura dalam selalu melihat kebawah akan situasi status kehidupan ini :) belajar dari omongan orang yang “merendahkan” itu perlu. Biar jadi kuat dan mentalnya sekeras baja tapi hatinya tahu dan tersenyum dengan lapang dada #hayoo prakteknya bisa gak? Fufufufu~ 


Sekian curhatan gua soal masalah Kenzo, meskipun nyambungnya ke curhatan lainnya. Tak apalah, melepas beban dan akhirnyaaaaa gua berniat nulis blog lagi. Setelah kepengen nulis tapi niatnya selalu hilang. Gimana gua mau jadi penulis novel tentang BADMINTON? Btw gua tergiur dengan novel Badminton karya Stephanie Zen, tentang Badminton dan gua syok juga baru kali ini ada novel Badminton yang bikin gua terhanyut dalam imajinasi si penulis. Berasa pengen punya pasangan hidup seorang atlet. Well, gua mungkin bakal bahas ini di edisi blog berikutnya. Kalau nyambung disini makin randooommmmm! Like me, mulai dari style yang suka random, hidup juga, pikiran juga #bye~ (o_ _)ノ彡☆









Photo lainnya bisa dilihat di FB ini : https://www.facebook.com/rosalina.octaviani.3/media_set?set=a.10201304208844188.1073741858.1741688679&type=3




kali aja bisa menghibur. Walaupun udah gak ada tambahan photo-photonya lagi ( ̄ω ̄)