Thursday, November 26, 2020

MBTII : The Invisible

Illustration by : @rosedepastel (IG)

~ The Invisible ~

 

~~ 

Aku sudah terbiasa diabaikan, ditinggalkan dan direndahkan.

Situasi ini... ya, aku sudah terbiasa. Hingga aku hafal rasanya seperti apa.

Tidak bisa aku jelaskan, kecuali kau mengalaminya sendiri.

~~

Sampai-sampai hati ini sudah dingin dan tidak bisa merasakan sakit lagi. Hanya ekspresi dingin yang bisa aku berikan.

Sampai-sampai aku lupa bagaimana caranya tersenyum... dengan tulus.

~~

Senyuman yang bukan ditunjukkan karena bertemu dengan orang-orang, menyambut seseorang atau bahkan memberi kesan pertama yang menyenangkan.

~~

Aku sudah lupa bagaimana harus tersenyum tanpa memikirkan semua kepedihan yang sudah aku lalui. Kenangan masa lalu yang aku alami ini ingin rasanya tidak aku ingat dan ingin aku lupakan secara bersamaan.

~~

Tanpa sadar aku terus menerus terperangkap di masa lalu. Kaki ku hanya berlari di dalam sangkar dan terus berputar di dalamnya.

~~

Tanpa bisa membuka pintu sangkar tersebut dan bebas atau berlari sekuat tenaga.

Apabila takdir ku hanya sebatas ini, lebih baik aku tidak dilahirkan. Apa gunanya aku dilahirkan apabila untuk merasakan semua rasa sakit ini?

~~

Apakah ini seperti sebuah hukuman? Karena aku bukanlah anak yang baik-baik.

Tanpa rasa kasih, aku sudah lupa bagaimana rasanya mencintai dan dicintai. Semuanya samar bagi ku dan terkesan asing dipikiran aku ini.

Tuesday, November 24, 2020

MBTII : The Empty Place

Illustration by : @rosedepastel (IG)

The Empty Place □  Part I

 

Tempat terbaik dan membuat aku nyaman ialah hanya ruangan atau tempat kosong.

Termasuk di rumah. Tidak ramai, hanya ada beberapa orang.

Aku duduk sambil memakan cemilan dan minum-minuman yang hangat tanpa siapa pun yang bisa mengganggu.

Orang senang atau lebih nyaman sendirian bukanlah orang yang tidak mau bersosialisasi atau bergaul. Kurasa orang tersebut mempunyai cara sendiri dan memiliki dunianya sendiri.

Walau terkadang tidak semua orang bisa menerima pemikiran tersebut. Bahkan memahaminya.

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)

The Empty Place □  Part II

 

Dari kehidupan ini aku belajar akan satu hal yang terlihat atau terdengar sederhana.

Namun untuk mampu melakukannya tidak semua orang berhasil untuk mengatasinya, yaitu, menghormati pemikiran dan pendapat orang lain atau bahkan selera orang lain.

Respect.

Tempat dan ruangan yang sepi selalu memberikan aku sebuah ketentraman serta ketenangan jiwa dan pikiran, apakah kau juga berpikir demikian?

Aku selalu menyukai waktu kesendirian ku dan seolah merasa aku lah yang berkuasa atas suasana tenang ini.

Mendengar suara jam yang bisa membangkitkan imajinasi ku.

Seperti pergi ke masa lalu dan mengatur ulang kembali semuanya untuk masa depan yang aku inginkan. Bukan yang aku butuhkan.

Sekarang aku mengerti mengapa seseorang butuh sikap egois, karena kebahagiaan itu tidak semuanya datang dari sikap mengalah. Tapi egois juga butuh... ya ini hanya pemikiran dan pendapat aku.

Friday, November 20, 2020

MBTII : The Hurt


Illustration by : @rosedepastel (IG)

 

× The Hurt ×  Part I

 

××

"Asal kau tahu saja, aku berharap dilahirkan di keluarga lain. Tidak masalah apabila aku hidup secara sederhana, yang penting kami selalu ada waktu untuk berkumpul bersama."

Curhat teman ku saat kami sedang menyantap sebuah ice cream di cafe langganan kami.

"Dari pada seperti ini, keluarga lengkap namun seperti tidak lengkap. Hampa." Lanjutnya.

××

Aku mendengarnya dengan hati-hati dan memperhatikan raut mukanya. Sungguh, sorot matanya penuh dengan rasa benci dan kekesalan yang dalam.

××

Namun aku rasa itu tidak sebanding dengan isi hatinya yang amat sangat terluka. Dan sejujurnya kondisi dia dan aku sendiri mungkin berbalik 180 derajat. Hmm... atau mungkin 360 derajat. Yang sama ialah hati kami sama-sama terluka.

××

Akan ada masanya kehadiran atau keberadaan orang di sekitar dan didekat kita terasa seperti tidak merasakan kehadiran mereka.

××

Seolah terasa terbuang dan memang lebih baik mereka tidak ada. Atau mungkin diri ku sendiri yang sebaiknya tidak ada.

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)

× The Hurt ×  Part II

 

××

Sebetulnya aku penasaran berapa banyak orang yang mengalami rasa sakit seperti ini.

Maksud ku, apakah memang rasa sakit atau terluka yang sangat menyesakkan hati hampir selalu datang dari orang terdekat kita? Aku penasaran.

××

Aku tidak bisa mempercayai omongan orang lain. Bahkan keluarga aku sendiri atau bahkan orang terdekat, seperti teman sendiri.

××

Dalam pandangan ku mereka tidak mengenaliku dengan baik. Lalu suatu hari ada kejadian di mana orang lain yang menilaiku hanya dari cerita atau komentar tanpa mereka melihat sendiri kejadiannya. Lucu sekali.

××

Teman aku dilahirkan di keluarga yang cukup berada. Dari kecil semua keinginannya terpenuhi dan tidak pernah kekuarangan apapun.

××

Semua terlihat sempurna.

Semua terlihat berkecukupan.

Namun, kurang dalam satu hal.

××

Satu hal itu berdampak sangat besar dan dalam.

Keluarga utuh. Ya, utuh raganya. 

Tapi jiwa mereka, orangtua teman ku, tidak utuh.

××

Mereka terlalu menghabiskan waktu untuk bekerja dan status. Terlalu sibuk mengejar karir dan uang hingga lupa dengan anak mereka satu-satunya.

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)


× The Hurt ×  Part III 


××

Lalu mengapa aku merasa hal yang dialami teman ku berbalik 180 derajat atau mungkin 360 derajat dari aku?

××

Dia menginginkan yang namanya kebersamaan, sedangkan aku sendiri setiap hari merasakan hal tersebut, namun aku merasa seolah tidak merasakan kebersamaan itu.

××

Jiwa ku seperti kosong di rumah. Bahkan sepertinya bila kehadiran ku tidak ada bukanlah suatu hal yang menyedihkan... menurut ku...'

××

Apa kalian paham maksud ku?

Apa kalian mengetahui maksud dari perasaan ku itu?

××

Karena sejujurnya aku tidak pandai menyampaikan perasaan yang sebenarnya. Sampai aku bingung bagaimana membuat mereka mengerti perasaan yang tersembunyi ini.

Wednesday, November 18, 2020

MBTII : The Hate

Illustration by : @rosedepastel (IG)

# The Hate #  Part I 

 

##

Apakah kau sering merasa kesal sendiri ketika banyak orang yang menilaimu tanpa tahu tentang dirimu?

##

Dirimu yang sesungguhnya. Tanpa tahu alasan yang sebenarnya kenapa kau berbuat seperti itu? 

Dan kau berpikir mereka benar-benar sok tahu akan kehidupan mu. Padahal kau menyimpan "topeng" dibalik itu semua.

##

Memang benar dalam kehidupan ini kita selalu mempunyai tiga sisi yang berbeda. Kau sendiri mungkin sudah mendengarnya, yaitu ;

• Mine

• Yours

• The Truth

##

Tidak peduli seberapa banyak kau berbuat baik pada orang lain maupun pada dirimu sendiri.

Saat kau berbuat sesuatu yang membuat mereka terkejut, 

"Ternyata kau bisa berbuat seperti itu."

Mereka akan menilaimu habis-habisan.

##

Awalnya kau membalas penilaan orang-orang terhadap mu dengan seperti membentak mereka, menatap dengan sinis atau bahkan membanting barang yang ada di sekitar mu.

##

Namun makin lama kau akan mendiamkan mereka sampai kau berpikir,

"Ya, memang aku tidak berguna dan payah."

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)


 # The Hate #  Part II 

 

##

Pernah atau bahkan sering kali aku menginginkan menghilang dari dunia ini.

Dengan begitu aku bisa tenang dan mungkin saja bahagia, karena aku tidak sanggup menanggung semua beban ini (lagi).

##

Entahlah, lebih baik menghilang, ditinggalkan atau dilupakan.

Yang manapun salah satunya untuk membuang rasa sakit hati ini.

Tidak ada pemikiran lain selain pilihan yang kupikirkan sekarang.

##

Bila menilai seseorang atau membicarakan orang lain merupakan suatu pekerjaan, aku rasa sudah banyak orang yang menjadi kaya raya dari hasil kerja mulut mereka sendiri.

##

Mudah rasanya membicarakan orang lain. Kalau kau sampai tahu seluk beluk cerita orang yang kau bicarakan atau benci, kau akan merasa puas, bukan?

##

Sungguh sekarang ini aku sudah tidak peduli lagi.

Biarkan mereka membicarakan tentang aku hanya berdasarkan apa yang mereka ketahui.

Monday, November 16, 2020

MBTII : The Healing

Illustration by : @rosedepastel (IG)

 

♫♪ The Healing ♪♫  Part I

 

♫♪

"Apa kau tahu mengapa rasa sakit hati itu sulit disembuhkan?" Tanya teman ku.

"Hmm...?"

"Apa kau tahu obat untuk meredakan rasa sakit itu?" Tanyanya lagi.

Aku hanya mengangkat sebelah alisku. Aku bingung harus merespon seperti apa dan bagaimana.

♫♪

Mungkin juga sebetulnya bukan karena aku bingung bagaimana harus menjawabnya. Tapi karena proses penyembuhan setiap orang itu berbeda-beda.

♫♪

Kau bisa memberikan sebuah teori atau metode. Namun akan beraneka ragam setiap orang yang memecahkannya. Ya... itu hanya menurut aku saja.

♫♪

Aku rasa, proses penyembuhan itu tidak akan terjadi apabila kita sendiri tidak pernah atau bahkan mau berdamai dengan masa lalu dan membuka hati kita untuk menerima semuanya, ya menerimanya.

♫♪

Memang tidak pasti bisa langsung menghilang begitu saja. Tapi bisa dihilangkan secara perlahan atau meredakannya dengan hal-hal yang sederhana.

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)


 ♫♪ The Healing ♪♫  Part II

 

♫♪

Hal-hal sederhana itu bisa saja tidak semua orang melakukannya.

Ku akui, mengelola emosi itu tugas yang paling menantang dan mudah sekali untuk terpancing.

♫♪

Walau sering ku memilih untuk diam, tapi percayalah pada saatnya situasi diam itu meledak, itu bisa menjadi hal yang jauh lebih buruk. Sangat buruk!

♫♪

Menulislah, seperti yang sedang aku kerjakan sekarang. Itu dapat membantu mu mengeluarkan emosi yang terpendam.

♫♪

Membacalah, seperti yang sedang aku lakukan sekarang. Itu juga dapat menolong mu mengontrol emosi yang berantakan.

♫♪

Atau menggambarlah, supaya emosi mu tersalurkan melalui seni. Setidaknya kau meredakannya.

♫♪

Obat yang paling umum, mendengarkan musik atau jalan-jalan. Kau akan menyetel volume suara lagu itu sangat keras dan ikut dalam irama atau lirik lagu tersebut.

♫♪

Seketika perasaan mu akan menjadi lega dan emosi mu tidak berapi-api seperti pada mulanya.

Thursday, November 12, 2020

MBTII : The Darkness Inside Me

Illustration by: @rosedepastel (IG)

The Darkness Inside Me ❤  (Part I)

 

Rasa kesal, marah dan kecewa yang hampir selalu ku pendam selama ini membuat ku tertekan dan frustasi. Sering kali aku memikirkan balas dendam kepada orang-orang yang membuat aku sakit hati dan kecewa. 

Aku memikirkannya dalam imajinasi ku dan terkadang aku sendiri merasa takut.

Perasaan takut terhadap diri sendiri, karena aku sendiri tidak menyangka bisa berpikir seperti itu.

Ada rasa untuk balas dendam dengan sadis dan kejam.

Apakah ini  normal?

Kau terlihat biasa, namun di dalam pikiran mu sering memikirkan hal-hal jahat yang kau lakukan dengan imajinasi mu. Entah sadar atau tidak.

Aku suka merasa geli sendiri dengan orang-orang yang menilai seseorang itu baik. Bagi ku kata "Baik" tidaklah sesederhana itu.

Orang baik pada tempat dan waktu yang pas sehingga tergambarkan orang tersebut baik. Tapi bagi ku sendiri setiap orang pasti mempunyai sisi jahat yang tidak terlihat. Karena tidak ada yang benar-benar tahu dibalik penampilan seseorang, pikiran yang sebenarnya seperti apa.

Jangan menyalahkan dirimu karena sikap ataupun pikiran yang baik dan bahkan yang jahat. Dibalik tindakan itu semua selalu ada alasannya. Selalu ada rasa untuk menutupi semua rasa sakit hati yang kita dapat dengan sikap kita.

Aku selalu ingat dengan kata-kata ini, 

seseorang berubah karena orang tersebut telah tersakiti atau karena kau sendiri sebetulnya tidak benar-benar tahu siapa orang tersebut sebenarnya.  

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)

The Darkness Inside Me ❤  (Part II)

 

Satu sisi permasalahannya bukan dari sikap perubahaan seseorang tersebut. Semua tergantung dengan topeng yang dipakai oleh banyak orang.

Aku hanya muak melihat seseorang yang menahan keluhannya di depan orang lain, namun pada akhirnya orang tersebut mengeluhkan keadaannya di internet dan orang-orang sudah pasti bisa membacanya.

Aku berpikir, apakah aku boleh memiliki pemikiran seperti itu?

Apakah aku salah menilai sesuatu hal seperti itu?

Sesungguhnya aku tidak mau terlalu memusingkan pendapat orang lain, karena setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda. Sebab juga aku yang menjalani hidup ini, bukan mereka.

Mungkin diam tidak selalu menjadi jawaban yang tepat. Ada efek dari diam itu yang bisa membunuh pemikiran diri kita sendiri.

Walaupun pada akhirnya semua kembali kepada orang-orang yang mengontrol perasaan mereka sendiri dengan sebagaimana seharusnya.

Tuesday, November 10, 2020

MBTII : The Feeling

Illustration by : @rosedepastel (IG)

The Feeling ☺ (Part I)

 

☺☺

Seberapa sering perasaan kamu lega dan puas setelah bangun dari tidur mu?

Atau malah merasa lelah karena terlalu memikirkan hari esok?

☺☺

Segelas teh hangat bisa membuat ku relax sejenak. Namun yang mampu menghilangkan segala kekhawatiran ialah berasal dari pikiran aku sendiri.

☺☺

Pagi itu perasaan ku campur aduk dan tidak karuan. Aku hanya ingin melanjutkan tidur ku kembali.

Mood ku memang mudah berubah, namun aku mampu mengontrolnya, kadang juga tidak.

☺☺

Kau hanya butuh memalsukan dan membuat semua yang melihat mu berkata, "Kau orang yang baik."

Yeah, fake it until the end.

 

 

Illustration by : @rosedepastel (IG)

The Feeling ☺ (Part II)

 

☺☺

Ada satu hal yang aku pelajari saat aku sudah bekerja, "Work hard but don't forget to live and have fun."

Rasanya aku mengingat kalimat ini berulang-ulang ketika aku berangkat ataupun pulang kerja.

☺☺

Bergegas aku bersiap-siap untuk pergi bekerja. Cuaca pagi itu cerah, namun terasa amat dingin. Bahkan badan ku seperti ditusuk-tusuk oleh hawa dingin itu.

☺☺

Sebelah gedung kantor ku merupakan sebuah kafe kopi jadi hampir setiap harinya aku mampir kesana. Hanya sekedar menikmati aroma kopi.

☺☺

Aku bukan pecinta kopi maupun minuman lainnya, namun aku suka pada aromanya. Karena bisa menghilangkan sejenak semua pikiran yang seharusnya tidak perlu aku khawatirkan.

☺☺

Seperti rasa lemon dan yakult. Aku menyukai rasa asam yang bisa membuat aku melek, seolah minuman itu memberikan aku energi dan ekspresi wajah yang mengilukan, namun menikmati rasanya.

Friday, November 6, 2020

MBTII : The Comfort Zone

Illustration by : @rosedepastel (IG)


The Comfort Zone (Part I)

 

◘◘

Tidak ada tempat yang sempurna untuk bersembunyi selain di rumah sendiri.

Bersembunyi dari semua rasa sakit hati, marah, kecewa dan kesepian.

◘◘

Hanya sebuah rumah yang benar-benar mengetahui 100% keadaan yang sebenarnya, tanpa kepalsuan.

◘◘

Pernah suatu hari aku pulang larut malam setelah seharian bekerja. Satu hari yang begitu panjang dan waktu begitu cepat saat malam tiba.

◘◘

Aku hanya ingin beristirahat lebih lama, hanya itu. Tanpa harus mengkhawatirkan hari esok. Tanpa harus memikirkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan atau dituntaskan.

 

   

Illustration by : @rosedepastel (IG)


The Comfort Zone (Part II)

 

◘◘

Aku bertanya kepada diriku sendiri,

Apakah ini suatu keadaan yang aku inginkan?

Apakah aku benar-benar mengharapkan ini?

◘◘

Pada awalnya semua ini yang aku inginkan dan harapkan.

Tetapi, semakin lama hal yang paling sederhana selalu muncul dalam pikiran ku.

Apakah aku sudah bersyukur?

Apakah aku sudah bahagia?

Apakah aku sudah menikmati hidup ini?

◘◘

Rumah adalah tempat aku melampiaskan semua perasaan yang tidak nyaman yang ada di dalam pikiran ku.

◘◘

Tempat aku untuk tampil berantakan dan jelek. Tempat aku bermalas-malasan dan melupakan semuanya untuk sementara.

Home Sweet Home.