Friday, September 27, 2013

Mistake makes me know and Problem makes me strong!

Ketika ku tertimpa sebuah peristiwa lagi, lagi dan lagi, yang ku rasakan ialah aku sudah terbiasa mengatasi perasaan ini. Seolah semua memang untuk melatih mental ku dari nol hingga benar-bernar terkumpul menjadi utuh. Sakit memang sebetulnya untuk merasakannya. Di saat orang lain bisa melangkah satu langkah untuk maju, sementara ku tertahan satu langkah dari mereka. Apa aku menderita? Ya, secara mental dan psikologi ku mengalami berbagai tekanan sebetulnya. Namun aku harus terbiasa akan hal ini. Karena ku rasa ini tidak seberapa dibandingkan penderitaan orang lain yang lebih berat lagi. Mengingat bahwa sesungguhnya semua masalah yang ada dalam hidup ini sebetulnya masih bisa diatasi dengan baik. Asalkan jangan terlalu pesimis atau pun berpikiran negatif terus-menerus.

Lambat laun ku pasti mengerti akan semua yang terjadi dalam kehidupan ku ini, kenapa harus terjadi kepada ku, bukan kepada orang lain. Bisa saja ini adalah bekal yang sangat berharga bagiku untuk menintih karakter ku kedepannya. Ya, siapa tahu. Karena saat ini seharusnya ku percaya kepada-Nya. Hati ku masih menutup kehadirannya. Entah mengapa ku sendiri pun tidak mengerti. Dan dari situlah ku menyimpulkan bahwa ini sebuah panggilan dari-Nya agar aku benar-benar bertobat dan memulai lagi dari awal. Mungkin ada orang lain yang sama seperti ku, bahkan menurut ku banyak. Tapi sepertinya setiap orang diberikan jalan yang berbeda-beda setiap waktunya. Inilah yang harus ku pelajari lebih lanjut. Memang menyiksa akan batin ku sekarang ini, tapi ku harus tegar serta kuat menghadapi tantangan ini semua. Toh, pada dasarnya aku hanya terlambat satu langkah dari mereka. Tidak lebih. 

Mental yang terbentuk dengan baik ialah ketika seseorang sudah mengalami segala sesuatu yang buruk berkali-kali dan ia harus menyikapinya dengan psikologinya secara baik.

Tidak banyak yang bisa ku lakukan sebetulnya akan musibah ini, namun yang ku tahu ialah aku masih bisa bertahan dan masih akan terus maju. Bukan demi diri ku sendiri, namun juga bagi orang lain.

Bagian terpenting dalam perjalanan hidup ku ialah, aku sendiri bisa merasakan bagaimana menjadi seorang pelajar. Masuk ke sebuah universitas dan menjadi bagian dari mereka semua. Ini yang menjadi pegangan terkuat ku. Nilai memang menjadi sebuah tantangan, Begitu pula status. Ini semua seolah memang dibutuhkan untuk menambah poin tambahan. Yang harus ku ingat ialah bagaimana karakter ku nantinya ku harus siap akan mental dan psikologi menyikapinya. Tidak mau ku berhenti sekarang. Karena tujuan ku belum tercapai menjadi orang yang berubah menjadi lebih baik. Ku tidak ingin lagi merasakan mental ku yang terus terjatuh didalam maupun diluar keadaan. I won't give up!!!

Bila orang lain bisa begitu pula dengan ku. Kenapa tidak, ku masih muda, masih bisa memperbaiki semua kesalahan. Dan moto ku ialah, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Apa pun itu, tidak ada yang terlambat. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Lebih baik jatuh lebih awal sehingga kau benar-benar melatih semua persiapan dengan baik. Lebih baik kau menderita dari awal biar kau benar-benar mengerti betapa pentingnya kehidupan ini. 

Masalah yang ku hadapi sekarang memang tidak semua orang tahu. Karena aku tidak ingin mencewakan mereka lebih lanjut, aku takut? Ya, bisa jadi. Tapi akan ku pastikan bahwa aku baik-baik saja saat ini. Cukup beri aku dukungan yang membuat ku terus tertawa dan bahagia serta ku bersyukur masih dapat hidup sampai saat ini. Ku tidak ingin menjadi pribadi yang lemah. Inilah jalan yang harus ku tempuh, ku tahu setiap perjalanan yang ku tempuh pasti ada rencana dari-Nya. Baik yang membuat ku up maupun yang membuat ku down. Ini kemajuan ku yang tertunda! Ku tidak mau terus-terusan berpikir bahwa ini adalah kesia-siaan ku belajar. Tidak, karena semua yang terjadi memang baik untuk melatih mental ku bagaimana cara menyikapinya dengan bijak. 

Bagusnya aku masih diberi kesempatan untuk mengubahnya. Berarti ini bukan sia-sia, tapi ini keadaan yang bisa membuat ku lebih kuat. Pada akhirnya bukan nilai-nilai yang baik ataupun status yang tinggi yang harus ku perebutkan. Namun bagaimana ku bisa terus bertahan dari tekanan-tekanan yang ada, bagaimana cara aku berani untuk terus maju dikala kesalahan memang terletak pada diriku. Semua ini merupakan proses untuk ku, bila ku ingin berubah ku harus menghargai semua proses yang ada. Sukses itu hak semua orang. Sekecil apapun kesuksesan itu, bila terwujud, bersyukurlah. Karena kau berhasil melangkah lebih maju. Perlahan namun pasti. Percayalah, semua orang punya kekuatan untuk berhasil. 

Semua yang ku alami ialah guru terbaik ku untuk ku ajarkan kepada anak-anak ku nantinya. Agar mereka tahu, menyerah bukanlah sebuah rencana yang bagus. Bertahanlah, meskipun bertahan itu masih belum membuahkan hasil. Ingat, jangan pernah jauh dari-Nya. Ia akan membantu. Memang bukan secara instan, tapi ingatlah, hargai yang namanya proses. :)

Wednesday, September 18, 2013

バドミントンの声。

Suara itu, ya suara itu. Ku mengenalnya dengan baik. Tidak hanya diriku, pasti semua orang mengetahuinya. Di sela-sela latihan yang didukumg oleh suasana mendung, membuat ku menggigil dan menguap berkali-kali. Lelahkah aku?
Padahal aku sengaja datang ke tempat ini untuk membuat mataku melek. Namun sepertinya tidak berhasil. Seharusnya tadi ku mengajak rekan-rekan ku untuk bermain selesai kelas. Tapi sepertinya mereka punya kesibukan masing-masing, jadi ku mengurungkan niat ku untuk mengajak mereka. Kelihatannya dari pagi hingga sore ini matahari tidak terlihat. Mengapa cuaca begitu membingungkan akhir-akhir ini. Dan ku lupa membawa payung hari ini, akhirnya perjalanan ke rumah pun tertunda sesaat.
Entah mengapa kaki ini melangkah ke tempat lapangan itu. Belakangan memang tidak seramai dulu ketika awal masuk. Semua menghilang pelan-pelan. Tapi orang yang ku lihat tidak pernah menghilang. Ia selalu ada di lapangan itu. Cukup melihatnya saja membuat ku tenang. Ku tidak tahu namanya siapa dan dari mana. Tapi dia bisa membuat ku melihatnya.
Menggelikan memang membayangkannya. Bisa saja dia tidak menyadari keberadaan ku ini. Tidak masalah, selagi ku masih bisa berjumpa dengannya itu sudah lebih dari cukup. Seolah aku ini menjadi seorang fans yang memandang sosok idolanya dari jauh dan hanya mengaguminya.
Seketika ku sadar ia melihat ke arah ku, ku hanya melihatnya sekilas dan berpaling dengan cepat. Payah memang ku tidak dapat bersikap yang sewajarnya di hadapannya. Apa aku benar-benar mengidolakannya? Entahlah, terkadang aku sendiri bingung dan tidak mengerti dengan perasaan ini. Tapi ku tidak banyak berharap lebih lanjut karena kami tidak pernah berbincang-bincang atau pun mengenal satu sama lain.
Ini seperti sebuah cerita rahasia yang membuat ku berdebar-debar ketika membaca atau pun merasakannya. Dunia ini sungguh aneh, bisa menyatukan keadaan-keadaan yang bisa membuat manusia tersenyum dan menarik. Ada kalanya ku berpikir bagaimana bila seseorang yang ku kagumi menjadi teman dekat ku. Bisa saja rasa kagum itu hilang dan berubah menjadi rasa lain.
Entah akhirnya bisa menyenangkan atau tidak. Ku benar-benar kebanyakan berpikir yang tidak-tidak, tapi memang itulah yang ku rasakan dan ku alami. Tidak masalah bagi ku bila tidak dapat menggapainya dalam perjalanan hidup ku. Asalkan memang ku menjalani semua kegiatan ku dengan senang hati tidak akan beban yang tertumpuk di benakku dan melihat orang yang ku kagumi mencapai mimpi-mimpi mereka.
Sebab ku menjalani hidup ini pun bukan hanya untuk diriku sendiri, namun juga demi kebahagiaan orang lain.

Monday, September 9, 2013

私の気持ち。

私の人生は本当に悲しいですね。この人生が酷いですか。とても悲しいよ。
今だけは幸せになりたいです。彼らは私の気持ちを知らない。
神様、わかりませんから。私の人生は。。。
本当に悲しいです。でも、強くなるたいです。
なぜこの世界はとても酷い。
私は疲れている、たくさん問題がありますから、私は泣きたいよ。
多分私は弱いんだ。
今だけは悲しい歌聞きたくないよ。
私もきっといつか幸せになろう。
はい、いつかだよ。人生は易しくないよ。
だが、幸せに生きるために勉強しなさい。
あきらめないでください。笑顔ね。
今からも、人生を楽しもう・
人生には音楽と愛が必要だ。多分私はまだ悲しいです。しかし。強くなければならない。
私はできる。
頑張ってくださいね。強くなる。

Wednesday, July 24, 2013

私の時間。(My Time)

     2 lembar, 3 lembar, 5 lembar dan berlembar-lembar ia membalikkan halaman buku itu dengan pandangan yang kosong. Lagi-lagi, ia menghembuskan nafas dan menutup buku yang ia pegang. Kenapa orang itu begitu sengsara menikmati waktu luangnya itu. Bahkan sangat berbeda dengan orang yang disampingnya, bercanda riang bersama teman-temannya tanpa sadar di salah satu antara mereka tidak menikmati waktunya dengan bahagia. Aku yang duduk tidak jauh dari gerombolan anak-anak muda itu terus memperhatikan raut muka mereka satu persatu. Mungkin orang itu banyak masalah yang sulit ia jelaskan dengan kata-kata. Hanya saja ku bisa mengerti apa yang ia rasakan. Terkadang seseorang yang tampak tidak menikmati waktunya karena terlalu banyak hal-hal kecil yang menjadi beban lalu bertumpuk jadi satu sehingga orang itu tidak dapat menjelaskan masalahnya melalui kata-kata. Aku tahu perasaan itu. Sebab aku sendiri sering mengalami hal-hal yang dapat membuat berhenti di satu titik dan sulit sekali untuk melangkah maju. 

Mengapa aku begitu tahu dengan orang yang di depan mata ku itu? Karena aku mengenalnya. Ya, aku mengenalnya sebagai diri ku sendiri di masa lalu yang begitu berat dan merasa kehidupan ini begitu gelap. Hingga ku lupa akan namanya arti hidup itu seperti apa. Ini seperti ku bercemin pada diri ku sendiri di cermin. Membangunkan ku untuk terus bertahan demi masa depan yang lebih baik. Hanya saja orang itu terlalu mengeluh di setiap waktunya, ia belum lepas dari hal-hal yang sebetulnya ia bisa mengubahnya dengan perlahan. Bukannya ia tidak bisa, tapi belum menemukan waktu yang tepat untuk membuka mata hati serta pikirannya. Tanpa sadar aku pun ikut-ikutan menghela nafas dengan pelan. Mungkin aku terlalu banyak berpikir bagaimana cara orang-orang menghabiskan waktu mereka dengan sempurna dan tanpa terbebani. Beberapa saat kemudian orang itu bangkit berdiri dengan posisi badan seperti orang yang baru menyelesaikan pertandingan yang berat. Ini benar-benar parah, bila orang tersebut tidak bebas menikmati masa-masa hidupnya. Aku, yang sebagai orang lain pun bingung bagaimana cara membantunya. Dalam hal ini akan percuma bila orang lain bisa memberi arahkan namun orang yang kita tuju terus-terusan menutup hatinya untuk melihat keadaan dunia yang sebenarnya. Benar-benar diriku yang dulu. 

Sampai sekarang pun aku masih merasa seperti itu, dan aku berusaha untuk membuka hati ini pelan-pelan, bahkan selembar-lembar untuk memahami situasi di setiap lembaran itu. Aku berterima kasih kepada diri ku ini karena mau berubah dan menikmati setiap waktunya. Meskipun masih banyak yang harus ku ubah lagi. Melihat orang-orang yang dapat berubah ke arah yang lebih baik serta dewasa amatlah menyenangkan. Ku juga harus bisa menjadi seorang motivator yang baik untuk diri ku sendiri. Karena semua tergantung dari hati ini dan tergantung dari pikiran ku ini mau seperti apa sebetulnya aku di masa yang akan datang. Ini sangat menarik melatih psikologi setiap orang. Tidak terasa aku duduk dengan pikiran-pikiran ini dan ku putuskan untuk berdiri dan melangkah keluar dari tempat gerombolan orang-orang yang tadi ku perhatikan. Mereka masih membahas gosip tentang dunia selebriti dalam negeri. Dan baiknya ku menyingkir, sebab aku tidak begitu menyukai gosip. Dalam perjalanan pulang lagi-lagi ku melihat orang itu, ia berjalan dengan posisi kepala yang tertunduk dan menatap setiap langkah-langkahnya sendiri. Ia baru saja melewati trotoar penyeberangan. Melewati satu keluarga yang kelihatan begitu harmonis dan banyak senyuman serta tawa di muka mereka. Aku pun ikut tersenyum, mungkin saja di kala ku kecil dulu keadaan keluarga ku seperti mereka. Lalu orang itu tepat berada di depan ku. Lagi-lagi, ia menghembuskan nafasnya. Entah sudah berapa kali ia melakukan ini. Apa ia benar-benar kehilangan arah hidupnya. Dan aku benar-benar seperti bercermin. Apa aku masuk ke dalam dimensi yang berbeda, namun dengan diri ku sebagai orang lain? Mungkin saja, bisa jadi ini pembelajaran untuk ku. 

Ku menghentikan langkah ku. Aku melihat ia berhenti di sebuah toko musik. Ia memandang lurus ke biola tua yang terpajang di sana. Aku memperhatikan dengan seksama, mungkin saja sebetulnya orang itu pemain musik yang sedang mengarang lagu sehingga pikirannya terus-terusan berpikir model seperti apa nanti musiknya. Tapi sepertinya aku salah, karena ia hanya melewati toko musik itu tanpa adanya pandangan yang tertarik akan di depan matanya itu. Dan sepertinya saat ini aku seperti seorang detektif yang memata-matai orang-orang dengan waktu luang ku. Aku tidak tahu ini sopan atau tidak, entah mengapa kaki ku ini terus-terusan mengantarkan aku ke orang itu. Terkadang aku tidak mengerti apa maunya diriku ini. Tapi tidak masalah bagi ku, selagi aku bisa menikmatinya.

Sudah berjam-jam aku terus memutar otak ku tentang orang itu, bahkan namanya saja ku tidak tahu. Aku memang lebih suka memandang seseorang dari kejauhan. Dan berpikir tentangnya, apa yang terjadi dalam hidupnya bila ia memiliki waktu yang padat dan waktu luang yang banyak. Ingin tahu kekreatifan setiap orang mengolah waktunya dengan bijak dan teratur. Kenapa dengan waktu? Karena waktu itu simple dipikirkan dan dibayangkan, untuk mempertahankan waktu yang baik pun terkadang butuh kedisiplinan yang sangat bagus. Aku sendiri pun masih longgar akan waktu ku ini, karena masih banyak yang memang harus ku perbuat melalui waktu. Waktu pun juga membantu ku untuk berpikir terus-terusan dan bersikap dengan bijak untuk terus berjalan maju. Bukan berhenti di tengah jalan. Meskipun gagal, paling tidak aku bisa melihat kesalahan tersebut. Bukankah lebih baik terlambat mengenal waktu akan suatu kehidupan, bagian mana yang seharusnya ku perbaiki dan ku lakukan dari pada tidak tahu sama sekali akan sebuah waktu itu. Oleh sebab itu, sebisa mungkin aku terus tersenyum dan menyemangati diri ku sendiri bahwa aku pun bisa seperti orang-orang yang bahagia dalam kehidupan mereka. Waktu bisa membuat kita bahagia bila kita sadar apa tujuan kita. Bila belum menemukan tujuan kita, teruslah olah kepribadian kita, bukan hanya sekedar memperbaiki diri kita sendiri namun menunjukkan kepada orang lain bahwa diri kita adalah "sesuatu" yang berharga.