Wednesday, September 18, 2013

バドミントンの声。

Suara itu, ya suara itu. Ku mengenalnya dengan baik. Tidak hanya diriku, pasti semua orang mengetahuinya. Di sela-sela latihan yang didukumg oleh suasana mendung, membuat ku menggigil dan menguap berkali-kali. Lelahkah aku?
Padahal aku sengaja datang ke tempat ini untuk membuat mataku melek. Namun sepertinya tidak berhasil. Seharusnya tadi ku mengajak rekan-rekan ku untuk bermain selesai kelas. Tapi sepertinya mereka punya kesibukan masing-masing, jadi ku mengurungkan niat ku untuk mengajak mereka. Kelihatannya dari pagi hingga sore ini matahari tidak terlihat. Mengapa cuaca begitu membingungkan akhir-akhir ini. Dan ku lupa membawa payung hari ini, akhirnya perjalanan ke rumah pun tertunda sesaat.
Entah mengapa kaki ini melangkah ke tempat lapangan itu. Belakangan memang tidak seramai dulu ketika awal masuk. Semua menghilang pelan-pelan. Tapi orang yang ku lihat tidak pernah menghilang. Ia selalu ada di lapangan itu. Cukup melihatnya saja membuat ku tenang. Ku tidak tahu namanya siapa dan dari mana. Tapi dia bisa membuat ku melihatnya.
Menggelikan memang membayangkannya. Bisa saja dia tidak menyadari keberadaan ku ini. Tidak masalah, selagi ku masih bisa berjumpa dengannya itu sudah lebih dari cukup. Seolah aku ini menjadi seorang fans yang memandang sosok idolanya dari jauh dan hanya mengaguminya.
Seketika ku sadar ia melihat ke arah ku, ku hanya melihatnya sekilas dan berpaling dengan cepat. Payah memang ku tidak dapat bersikap yang sewajarnya di hadapannya. Apa aku benar-benar mengidolakannya? Entahlah, terkadang aku sendiri bingung dan tidak mengerti dengan perasaan ini. Tapi ku tidak banyak berharap lebih lanjut karena kami tidak pernah berbincang-bincang atau pun mengenal satu sama lain.
Ini seperti sebuah cerita rahasia yang membuat ku berdebar-debar ketika membaca atau pun merasakannya. Dunia ini sungguh aneh, bisa menyatukan keadaan-keadaan yang bisa membuat manusia tersenyum dan menarik. Ada kalanya ku berpikir bagaimana bila seseorang yang ku kagumi menjadi teman dekat ku. Bisa saja rasa kagum itu hilang dan berubah menjadi rasa lain.
Entah akhirnya bisa menyenangkan atau tidak. Ku benar-benar kebanyakan berpikir yang tidak-tidak, tapi memang itulah yang ku rasakan dan ku alami. Tidak masalah bagi ku bila tidak dapat menggapainya dalam perjalanan hidup ku. Asalkan memang ku menjalani semua kegiatan ku dengan senang hati tidak akan beban yang tertumpuk di benakku dan melihat orang yang ku kagumi mencapai mimpi-mimpi mereka.
Sebab ku menjalani hidup ini pun bukan hanya untuk diriku sendiri, namun juga demi kebahagiaan orang lain.

No comments:

Post a Comment