Sunday, June 14, 2015

Satu menit



         Bukankah waktu sangat berharga dalam hidup ini layaknya uang yang harus kita butuhkan setiap hari. Inilah harapan dari seorang anak yang bernama Julio. Ia hidup di sebuah keluarga yang kaya raya, seluruh kemauannya dan keinginnannya selalu diberikan oleh orang tuanya. tetapi Julio tidak pernah merasa puas dengan semua yang ia dapatkan, karena orang tuanya tidak pernah peduli dengan apa yang ia lakukan maka dari itu ia berkelakuan buruk pada semua orang termasuk orang tuanya. Di rumahnya Julio selalu mencari perhatian pada orang tuanya, tapi orang tuanya tak pernah memperhatikan ia sehingga membuat Julio kesepian. Dia ingin seperti keluarga teman-temannya. Layaknya seperti keluarga yang harmonis.
Seminggu sebelum ia merayakan ulang tahunnya yang kesembilan. Ia pergi menemui temannya yang sedang  berkumpul dengan keluarganya yang membicarakan tentang kepergiaan mereka sekeluarga untuk berlibur. Pada malam harinya sebelum makan malam Julio berfikir, tempat mana yang enak untuk merayakan ulang tahunnya yang ke sembilan bersama orang tuanya. Julio pun ingat dengan pamannya yang dulu sangat ia kagumi, sedang tinggal di hawai. Ketika mereka sedang makan malam, ia meminta sesuatu yang membuat orang tuanya susah untuk memenuhinya. Permintaan yang diminta oleh Julio adalah ia ingin agar orangtuanya dapat menemaninya pergi berlibur ke tempat pamannya dipulau Hawai pada hari ulang tahunnya seperti yang teman-temannya lakukan bersama keluarganya, selama beberapa hari. 

Tetapi orang tuanya tidak menyetujui hal tersebut, karena orang tuanya tidak dapat meninggalkan pekerjaan mereka. Maka Julio marah kepada orang tuanya dan ia membanting piring makan, sendok, garpu, serta memukul-mukul meja makan dengan sengaja. Orang tuanya terkejut melihat kelakuan Julio dan memarahinya. Karena dimarahi, Julio semakin marah kepada orang tuanya. Lalu Julio segera berlari ke kamarnya dan membanting pintu kamar.



          Hari berikutnya, saat Ibunya mengetuk pintu kamar Julio untuk membangunkannya, Julio tidak membukakan pintunya karena ia masih kesal pada orang tuanya. Tak lama kemudian Ayahnya datang untuk membujuk Julio keluar dari kamarnya dan pergi sekolah. Akan tetapi Julio tidak mau pergi ke sekolah. Akhirnya karena Julio tidak mau keluar-keluar dari kamarnya, Ayahnya pun memenuhi keinginan Julio untuk pergi ke Hawai pada hari ulang tahunnya. Lalu Julio pun keluar dengan wajah berseri-seri dan mau pergi ke sekolah. Keesokan harinya ibu Julio memesan tiket untuk kepergiaan mereka dan menghubungi paman Julio yang berada di hawai , bahwa mereka akan berlibur disana dan merayakan ulang tahun Julio di sana. Dia mengabarkan bahwa seminggu lagi ia akan sampai dan meminta tolong agar mereka sekeluarga dapat dijemput dan tinggal di tempat pamannya. Pamannya pun setuju dan sangat senang.

                                                                  

Seminggu kemudian, tepat pada hari Ulang Tahunnya yang ke 9, ia menelpon orang tuanya untuk segera pulang dan berangkat ke Hawaii. Ketika pesawat yang mereka tumpangi baru mendarat di Bandara, pesawat itu tergelincir keluar dari jalur dan terguling-guling karena tempat pendaratan pesawat itu begitu licin akibat hujan deras. Bagian ekor pesawat mulai mengeluarkan percikan api. Kemudian api mulai menyambar ke badan pesawat, sayangnya beberapa penumpang tak terselamatkan karena api menjalar dengan cepatnya, termasuk ayah Julio. Tak lama kemudian pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api dan para penumpang yang terluka dilarikan kerumah sakit.    



 Dalam perjalan ke rumah sakit ibunya tidak terselamatkan karena terlalu banyak mengeluarkan darah di bagian punggungnya yang tertusuk oleh pecahan-pecahan kaca ketika melindungi Julio. Sesampainya di rumah sakit, seluruh penumpang yang menjadi korban baik yang selamat maupun yang tidak selamat di tempatkan dalam satu ruangan karena pihak rumah sakit masih sibuk mencari kamar-kamar yang kosong untuk para korban. Begitu juga dengan Julio yang mengalami pendarahan di otak, di sisi lain paman Julio yang sudah mengetahui kabar tersebut segera mencari Julio dan ayah ibunya dirumah sakit, dan menemukan tempat Julio dan ayah ibunya berada. Julio sudah mulai kehilangan kesadaran, saat pamanya datang. Pamannya terkejut melihat ayah dan ibunya Julio disamping Julio. Kemudian Julio sadar akibat teriakan pamannya yang menyebutkan nama orang tuanya. Julio pun baru menyadari bahwa  orang yang dari tadi terbujur kaku disamping kanan dan kirinya adalah orang tuanya yang telah meninggal dunia.



          Julio menangis tanpa mengeluarkan suara dan merasa sangat tertekan , kemudian Julio segera di bawa keruang operasi. Semua urusan operasi diurus oleh pamannya, di ruang operasi Julio tertidur karena di beri obat bius untuk menenangkannya serta menghilangkan rasa sakitnya. Dalam keadaan tertidur itu Julio mendengar suara dirinya sendiri yang sedang marah pada orang tuanya, serta ia melihat dirinya yang berbuat buruk dan jahat, dan saat ia memaksa orang tuanya untuk pergi berlibur. Ia merasakan panas pada telapak tangan kanannya,  ternyata diatas telapak tangannya ada angka-angka seperti sebuah jam yang bergerak mundur dari detik ke 60 hingga detik itu habis . Ia pun sadar akan semua kesalahannya dan berjanji untuk mengubah sifatnya agar dapat hidup bahagia. Anehnya semua itu  hanya berlangsung selama SATU MENIT.

          Operasi yang dijalankan pun selesai, paman yang menunggu Julio sedari tadi merasa sedikit lega, tapi hasil dari operasi itu yang membuat pamannya terguncang. Karena hasil dari operasi itu ternyata gagal dan hidup Julio tidak akan lama.

          Setelah mendengar hal tersebut., pamannya menemui Julio dan menanyakan apa permintaan terakhir Julio. Karena Julio termasuk anak yang cerdas maka ia menyadari maksud dari pertanyaan tersebut. Julio kemudian bertanya pada pamannya apa hasil dari operasinya. Pamannya memberitahukan hasilnya. Kemudian Julio berkata pada pamannya bahwa ia ingin harta kekayaan orang tuanya dapat di sumbangkan kepada orang yang kurang mampu, kemudian Julio meminta pada pamannya untuk membawa Julio melihat orang tuanya. Pamannya melarang karena Julio butuh istirahat yang banyak. Tetapi Julio memaksa pamannya dan berkata itulah keinginan terakhirnya. Dengan terpaksa pamannya membawa ia ke tempat orangtuanya berada. Sesampainya disana. Julio pun menangis dan meminta maaf kepada orangtuanya, ia berlutut dihadapan orang tuanya.  Tidak lama kemudian Julio merasa sesak dan mulai kehilangan kesadaran. Pamannya langsung membawa Julio kembali kekamarnya dan memanggil dokter. Saat dokter datang ternyata sudah terlambat Julio sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir dan menyusul orang tuannya. Sesaat sebelum ia menutup matanya tadi Julio membayangkan ia merayakan ulang tahunnya yang ke 9 dengan bahagia bersama orang tuanya. Pamannya tidak menyangka bahwa waktu Julio akan secepat itu berakir. Kemudian pamannya melaksanakan apa yang diminta oleh Julio.




THE END


No comments:

Post a Comment