 |
Illustration by : @rosedepastel (IG)
|
× The Hurt × Part I
××
"Asal kau tahu saja, aku berharap dilahirkan di keluarga lain. Tidak masalah apabila aku hidup secara sederhana, yang penting kami selalu ada waktu untuk berkumpul bersama."
Curhat teman ku saat kami sedang menyantap sebuah ice cream di cafe langganan kami.
"Dari pada seperti ini, keluarga lengkap namun seperti tidak lengkap. Hampa." Lanjutnya.
××
Aku mendengarnya dengan hati-hati dan memperhatikan raut mukanya. Sungguh, sorot matanya penuh dengan rasa benci dan kekesalan yang dalam.
××
Namun aku rasa itu tidak sebanding dengan isi hatinya yang amat sangat terluka. Dan sejujurnya kondisi dia dan aku sendiri mungkin berbalik 180 derajat. Hmm... atau mungkin 360 derajat. Yang sama ialah hati kami sama-sama terluka.
××
Akan ada masanya kehadiran atau keberadaan orang di sekitar dan didekat kita terasa seperti tidak merasakan kehadiran mereka.
××
Seolah terasa terbuang dan memang lebih baik mereka tidak ada. Atau mungkin diri ku sendiri yang sebaiknya tidak ada.
 |
Illustration by : @rosedepastel (IG)
|
× The Hurt × Part II
××
Sebetulnya aku penasaran berapa banyak orang yang mengalami rasa sakit seperti ini.
Maksud ku, apakah memang rasa sakit atau terluka yang sangat menyesakkan hati hampir selalu datang dari orang terdekat kita? Aku penasaran.
××
Aku tidak bisa mempercayai omongan orang lain. Bahkan keluarga aku sendiri atau bahkan orang terdekat, seperti teman sendiri.
××
Dalam pandangan ku mereka tidak mengenaliku dengan baik. Lalu suatu hari ada kejadian di mana orang lain yang menilaiku hanya dari cerita atau komentar tanpa mereka melihat sendiri kejadiannya. Lucu sekali.
××
Teman aku dilahirkan di keluarga yang cukup berada. Dari kecil semua keinginannya terpenuhi dan tidak pernah kekuarangan apapun.
××
Semua terlihat sempurna.
Semua terlihat berkecukupan.
Namun, kurang dalam satu hal.
××
Satu hal itu berdampak sangat besar dan dalam.
Keluarga utuh. Ya, utuh raganya.
Tapi jiwa mereka, orangtua teman ku, tidak utuh.
××
Mereka terlalu menghabiskan waktu untuk bekerja dan status. Terlalu sibuk mengejar karir dan uang hingga lupa dengan anak mereka satu-satunya.
 |
Illustration by : @rosedepastel (IG)
|
× The Hurt × Part III
××
Lalu mengapa aku merasa hal yang dialami teman ku berbalik 180 derajat atau mungkin 360 derajat dari aku?
××
Dia menginginkan yang namanya kebersamaan, sedangkan aku sendiri setiap hari merasakan hal tersebut, namun aku merasa seolah tidak merasakan kebersamaan itu.
××
Jiwa ku seperti kosong di rumah. Bahkan sepertinya bila kehadiran ku tidak ada bukanlah suatu hal yang menyedihkan... menurut ku...'
××
Apa kalian paham maksud ku?
Apa kalian mengetahui maksud dari perasaan ku itu?
××
Karena sejujurnya aku tidak pandai menyampaikan perasaan yang sebenarnya. Sampai aku bingung bagaimana membuat mereka mengerti perasaan yang tersembunyi ini.